Lunatic Twister

Jadi, aku punya masalah, dengan kekasihku.

Biar kuberi tahu, dia adalah seorang pencemburu yang hebat. Benar-benar hebat.

Saat ia menemukan sesuatu yang membuat kecemburuannya tersulut, ia tak akan peduli dengan apapun. Ya, apapun!

Lalu beberapa hari belakangan ini, ku perhatikan gerak-geriknya ada yang aneh. Seperti ada sesuatu yang ia sembunyikan, entah apa.

Tapi, ada satu yang benar-benar mencurigakan. Sering kulihat ia membawa kantung plastik besar, yang samar-samar terlihat seperti ada sesuatu di dalamnya.

Sudah berulang kali kutanya tentang apa yang ada didalamnya, namun berulang kali juga ia hanya membual, menjawab dengan alasan rancu setiap kali pertanyaan kulontarkan.

Sampai akhirnya,

"LIVIA? KAMU GILA? INI APA?"

Ya, aku meneriakinya. Bayangkan saja, siapa orang yang tidak berteriak melihat gumpalan daging penuh darah diberikan kepadamu bagaikan sebuah hadiah.

"Sisa dari dia, pelacur itu."

Mataku terbelalak kaget. Kemudian langsung kujatuhkan kantung plastik itu ke lantai, hingga memuncratkan darah yang terlihat sudah mengental.

Aku seketika memuntahkan semua yang tadi pagi sudah kumakan.

Badanku gemetar, kepalaku seakan berputar.

"DARI DIA SIAPA? PELACUR SIAPA?"

Kemudian ia merogoh saku sweaternya, dan menyodorkan handphone miliknya kepadaku.

Kulihat, masih ada jendela chat yang terbuka. Chat antara wanita di hadapanku dan...

Ah, sial.

"Sayang, cuma karena ini?"

Ia mengangguk pelan. Akupun berlari, ketakutan.


                                                                              [22:17]

                                                                                 Read
                                         "Yunad, lagi apa? Main yuk!"


[22:21]

"Lagi nenenin cowok lu nih di kampus.
Biasa lah, tugas."

—lunatictwister
#AksaraSelepasSenja

"Ndri gue mau cerita deh, tapi janji ya jangan bilang siapa-siapa," kata temanku sambil mengalihkan pandangnya keluar jendela.

"Cerita tentang apa? Tentang chat lu yang dikacangin di grup itu?" tanyaku.

"Iy- Eh bukan!" jawabnya cepat. "Semalem gue kan ke rumah Icha ya. Sepi tuh. Terus gue nyoba buat nyium dia, eh gue malah digampar," tuturnya.

"HAHAHA! Lagian elu goblok. Ada tahapnya tai kalo mau gituan mah, gabisa langsung sosor." balasku.

"Tapi bener deh, otak gue kayaknya emang kotor banget. Kayak berlawanan gitu sama sifat cewek gue yang ini." tuturnya lagi. "Rasanya tuh kayak..."

"Kayak apa? Dia terlalu baik buat elu?" tanyaku.

"Iya. Dia terlalu baik." jawabnya sambil menarik napas dalam, dan mengembuskannya penuh penyesalan.

Saat aku kehabisan kata untuk menenangkannya, handphoneku berbunyi. Ada pesan singkat yang masuk.

"Eh gue balik duluan ya. Ada yang kangen minta disamperin."

Aku pun pamit, dan beranjak pergi.

































"Cha, mau di perut apa di dalem?"

"Ah di dalem aja, Ndri."




































Hehe.

—lunatictwister
#AksaraSelepasSenja

"Di rumah lagi nggak ada orang, jadi santai aja yah. Anggep aja kayak rumah sendiri." Begitu katanya sambil membuka pintu rumahnya yang sepi tak ada siapa siapa.

Aku pun duduk di ruang tamu, dan disuguhkan berbagai macam makanan hasil buatannya sendiri. Sepertinya, ia memang sudah siap dengan kedatanganku.

"Eh, aku mandi dulu ya. Jangan ngintip! Nanti aja ngintipnya pas udah di kamar, biar bisa langsung buka." candanya.

Aku hanya menganggukan kepala, dan langsung menyantap berbagai makanan yang sudah ia sajikan.

Sekian menit berselang, ia pun keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk. Bahkan dari kejauhan, aku bisa mencium manis aroma tubuhnya.

Ia memain-mainkan jarinya ke arahku, seakan meminta untuk diserang. Ah, tak tahan.

Aku pun menghampirinya.

Saat berjalan ke arahnya dan ingin menyentuh bibir merekah itu, aku tersadar kalau tanganku masih penuh sisa makanan.

"Aku cuci tangan dulu." Kataku sambil buru-buru masuk kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, aku kaget. Mataku terbelalak, hatiku hancur berkeping-keping. Aku pun keluar dari kamar mandi dengan perasaan dibohongi.

Kusambangi dirinya yang masih ada di posisi yang sama. Kutatap matanya tajam.

"We are not meant to be together. Aku mencet-mencet botol cuci tangan Lifebuoy tapi yang keluar malah Sunlight. Benci."

Aku pun meninggalkan rumahnya, dirinya, dan kebohongannya.

—lunatictwister
#AksaraSelepasSenja

"SIAPA ORANG YANG SERING KITA BAWA KE KAMPUS?" Aku berteriak memulai tebak-tebakan sembari membawa mobil. "YAK BETUL! ALMAMOTHER HAHAHA!"

"YEEE ANJ!!! HAHAHA" Balas temanku kesal.

Hari ini adalah hari terakhir dia di Bekasi, liburan kuliahnya sudah berakhir, dan kami -Aku dan Kekasih Temanku- bertugas untuk menemaninya ke stasiun. Tradisi lah bisa dibilang. Setiap kali ia kesini, aku seperti punya kewajiban untuk menemani kepulangan dan kepergiannya.

Aku melajukan mobilku masuk ke arah stasiun, dan berhenti tepat di depan lokasi parkir.

Mereka berdua -Temanku dan Kekasihnya- duduk di bangku belakang. Sebagai teman yang baik, aku membiarkan mereka melakukan apapun. Sekedar peluk cium kan memang sudah biasa saat ingin berpisah. Apalagi mereka LDR, biarkanlah mereka bercengkrama, menghilangkan rindu yang menggebu.

"Kamu waktu aku tinggal jangan nakal ya. Main sama cowok boleh, tapi jangan kelewatan. Nanti aku cemburu, bisa-bisa malem itu juga aku bisa di depan rumah kamu cuma buat sekedar ngambek minta peluk." Kata temanku sambil memeluk kekasihnya itu erat.

"Iya, sayang. Percaya deh, aku nggak bakal nakal." Jawab kekasihnya berusaha meyakinkan.

"Nanti kalo kamu butuh apa-apa, minta tolong Andri aja ya. Nanti aku suruh dia jagain kamu." Begitu katanya sebelum mendaratkan ciuman perpisahan, dan melangkah pergi ke arah peron kereta.

Aku pun menyalakan mesin mobil, dan perlahan meninggalkan area stasiun.

"Udah tinggal berdua nih, nonton dulu apa hotel dulu?" tanyaku.

"Hotel aja lah. Ga tahan." Begitu katanya, sambil mendaratkan kecup pada pipiku.

Yah begitulah. Seperti kata temanku, aku memang menjaganya.

Dari kekasihnya sendiri.

—lunatictwister
#AksaraSelepasSenja

21:12pm

*call*

"Eh, aku mau nulis tapi nggak ada ide nih, bantuin dong." ucapku.

"Ah aku ngantuk." balasnya.

"Coba liat di atas lemari deh, disitu kalo nggak salah setannya masih ada." candaku.

"AH KAMU MAH!" balasnya lagi. "Yaudah iya aku bantuin. Mau bikin cerita gimana?"

"Nggak tau." jawabku

"Mending kamu ke jalan raya, terus tiduran." Aku bisa mendengar helaan nafasnya yang mulai kesal.

"Nanti kalo aku berdiri di jalan malah keliatan kayak cone yang oren oren itu." balasku.

"Galah. Kamu kan gendud. Paling nanti keliatan kayak pos hansip." candanya.

"Jahat. Yaudah aku jadi cone yang di jalan tol aja." balasku. "Cone sama tol. coneto-"

"HEH NGOMONGNYA!" bentaknya.

"Hehe maaf."

"Ke- kenapa nggak bahas tentang janji kita aja?" Tanyanya ragu.

hening.

"Janji yang mana?"

*Tuuutttt*

Dasar baperan.

—lunatictwister
#AksaraSelepasSenja

"Dari awal, aku memang selalu jatuh cinta pada pandangmu. Pada hangatnya sendu di pelupukmu, juga pada tenangnya tatap kedua bola matamu. Tapi aku baru sadar kalau sosokmulah yang membuat keduanya indah. Bukan hanya sekedar bulatan cokelat muda yang membuat semua pandang merekah.

Setelah semua ini, memang seharusnya dirimulah yang aku cari. Pandangmu yang kembali memang berarti, tapi semua itu jelas akan lebih kalau kau masih disini."

Aku mengucap sesal di depan cermin,
menatap dua yang kucabut secara paksa.
Ternyata semua memang hanya sekedar ingin,
baru kusadar kalau ini bukan cinta.

—lunatictwister
#AksaraSelepasSenja

"Kamu inget ga? waktu kita sama sama mulai jatuh cinta dulu? kita lucu yah." Kataku mengawali pembicaraan kami malam ini.

"Dulu sempet ketemu di SMP, kemudian jauh, eh setelah lulus SMK, kita ketemu lagi, dan jatuh cinta lagi." Lanjutku sambil menyisiri rambutnya yang lurus dengan jemariku.

Aku menatapnya lekat, air mataku jatuh setelah sekian kenangan bahagia melintas di atas kepala.

"EH IYA! Aku paling inget waktu kita pertama kali berantem hebat, yang padahal hampir putus, tapi waktu itu akhirnya aku berhasil bikin kamu luluh pake bunga sama cokelat.." Kataku sembari menyentuh wajahnya yang tajam.

Setiap sudut wajahnya habis kuciumi.

"Akhirnya kita nikah, dan bahagia sampe sekarang ini. Takdir emang punya cara hebat ya buat bikin kita sa-" Kata-kataku terhenti saat kulihat ada hewan kecil yang menempel pada wajahnya.

Ah! Mengganggu saja.

Aku pun bangkit dari dudukku.

Tubuhku yang renta membuatku tak bisa cepat bergerak. Jadi ya, aku dipaksa untuk harus lebih berhati-hati. Terlebih disini gelap sekali.

Ah, itu dia. Ketemu.

Langsung saja aku menyemprotkan cairan itu pada tubuhnya. Kali ini aku yakin belatung itu tak akan datang lagi. Berani-beraninya dia dan teman-temannya menghuni kekasihku.

Akupun kembali merebahkan diri disamping tubuhnya. Memeluknya dan memejamkan mata.

"Satu malam lagi ya, sayang."

—lunatictwister
#AksaraSelepasSenja